Berikut adalah resensi sebuah buku yg aq beli blum lama ini,
mulanya Cuma iseng2 aja sich... stelah dibaca2,, tnyta aq dapetin bnyak manfaat n ksimpulan yg bisa q ambil
dari sini. Bikin hidup lebih bersemangat euy,, wkk. Judulnya “MENGAPA HIDUP
SAYA BEGITU MENJENGKELKAN YA…?!”. Isinya tt knp qta bisa jadi mnjengkelkan bgi
orang lain, bgaimana mnghadapi org2 mnjengkelkan, bgaimna mnghindarinya.. yg mo
tau lbih lngkap baca aj deh bukunya,, hhe. Ato bisa dteng krumah,, tak
pinjemin.. (gratis deh,,,)
Synopsis
Banyak sekali sebab-musabab yang memicu kejengkelan dalam hidup kita.
Peristiwa itu bisa datang dari seseorang, dari keadaan tertentu, dan
dari barang atau benda tertentu. Seorang suami, istri, anak, sahabat,
tetangga, atau kolega bisnis bisa menjadi orang yang menjengkelkan
menurut Anda. Jalanan yang macet juga bisa menyebabkan Anda merasa
jengkel. Pembantu Anda sering lamban bekerja juga bisa membuat Anda
merasa jengkel. Bisnis Anda gagal-gagal melulu, Anda pun bisa jengkel.
Barang berharga di rumah hilang, bisa membuat Anda jengkel. Pendeknya,
banyak hal yang bisa membuat Anda merasa jengkel.
Mengapa hidup terasa begitu menjengkelkan, ya?! Nggak nyaman!
Menyebalkan! Merongrong emosi! Jawabannya, dari sisi orang/benda yang
membuat Anda jengkel, kejengkelan akan hilang begitu Anda berhasil
"menjinakkan" orang/benda yang menjengkelkan tersebut. Tetapi, bagaimana
dari sisi Anda sendiri? Inilah akar masalahnya. Jika Anda adalah
pribadi yang sensitif jengkel alias berkarakter menjengkelkan, maka
entah itu berhadapan dengan orang yang menjengkelkan atau tidak, Anda
niscaya akan cenderung jengkel. Jika pun Anda berhasil "menjinakkan"
orang yang menjengkelkan, tetapi Anda gagal "menjinakkan" jiwa Anda
sendiri yang menjengkelkan, tetap saja Anda akan merasa jengkel. Maka
hari-hari Anda akan selalu diperkosa oleh rasa jengkel, sebal, muak,
hopeless, dan stres!
Dari sisi inilah kekuatan prinsipil buku ini amat berharga untuk terapi
jiwa Anda. Tidak hanya menyuguhkan tips-tips praktis bagaimana
menghadapi orang-orang yang menjengkelkan dengan elegan, tanpa menyakiti
dan memicu masalah baru, tetapi juga mengajak Anda untuk memahami
hakikat kejengkelan, bagaimana kejengkelan berkembang biak bak virus
mematikan di kedalaman jiwa dan pikiran Anda, memahami hubungan antara
emosi, hati, dan pikiran, memahami bahwa orang-orang yang menjengkelkan
itu bisa saja suatu hari menjadi guru yang baik dalam kehidupan Anda,
dan memahami bagaimana melakukan metode olah terapi hati dan pikiran
agar hidup kita tidak dicekam suasana menjengkelkan.
Siapa pun Anda, dalam posisi atau profesi apa pun, buku ini amat penting
Anda baca agar Anda mampu menikmati hidup ini dengan nyaman, bermakna,
dan bahagia, jauh dari deraan hawa panas kejengkelan!
----------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Kejengkelan itu bebas nilai. Artinya; kejengkelan itu
terlepas dari baik dan buruk, benar dan salah. Marah misalnya, marah adalah
salah satu bentuk emosiyang dimiliki manusia. Tp binatangpun juga memilikinya. Marah
tidak bias dinilai sebagai baik atau buruk, benar atau salah. Sebab, marah
merupakan salah satu fitrah (tabiat) yang tertanam pada diri manusia (maupun
binatang). Marah bersifat natural, alamiah. Sesuatu yang alamiah berarti “bebas
nilai”, tidak bias dinilai baik atau buruk, benar atau salah.
Rumusnya,
PEMARAH X PEMARAH = CHAOS.
Persis seperti tukang bohong ketemu tukang bohong, hasilnya bisa
berantakan. Tukang cerita ketemu tukang banyak omong,maka siapa yang jadi pendengar???
Untuk mendinginkan air, anda tidak bias memasukkannya ke
dalam kulkas. Untuk memadamkan api, anda tidak bias menyiramnya dengan bensin. Ap
ketemu bensin dimuntahkan ke dalam rumah anda, terbakarlah. Air dimasukkan ke
dalam kulkas, hasilnya ES! Pemarah ketemu pemarah, hasilnya perdebatan,
pertengkaran, dan bias jadi ujung2nya bunuh-membunuh.
Memang, selalu ada nafsu setan yang akan membisiki begitu
kita berhadapan dengan orang yang menjengkelkan. Nafsu ini membisiki anda agar
merespons orang yang menjengkelkan dengan kejengkelan pula. Jika dikalimatkan,
nafsu tersebut seakan-akan memotivasi anda dengan ucapannya, “Marahlah!
Balaslah! Makilah! Buat dia jengkel pula! Kalau perlu, ini saatnya
menghancurkannya!” sementara itu, orang didekat anda, diamna mereka adalah
orang yang mencintai anda, atau orang
yang cuek terhadap anada, dengan sengaja atau tidak, mengamat-amati
garak-gerik anda; seakan mereka berkata tentang anda: Apa yng akan anda
lakukan? Apakah anda akan memaki-maki? Apakah anda akan sabar? Apakah anda akan
diam saja???
-bersambung-