Waktu yang kau beri, mungkin selalu mendarat di bak sampah,
Tersia, mengancam tak ramah
Namun ku tatap saja, tak pernah !
Hati yang kau beri … mungkin telah ku pecahkan
Atas nama lumpur kedengkian
Kaki ini tak bisa bergerak
Menjejak pancang di genggam tanah
Tanah hina,
Tangan ini hendak menyapa pintu-Mu
Sebab aku tau aku tak bisa bersembunyi
Mungkinkah aku bersuara ?
Masihkah ada cara agar tak lagi ku kata : “Lain Waktu Saja !”
Aku akan menengok kerumah-Mu
mungkin untuk sisa hariku dan
Tenang hatiku .
Tidak ada komentar:
Posting Komentar